Kamis, 02 Agustus 2012

Juli : Balada Si Roy

Selama bulan Juni saya hectic dengan skripsi. Tak ada novel atau buku non-fiksi –selain jurnal penelitian yang mendukung skripsi- yang saya ‘sentuh’. Nah, memasuki bulan Juli, akhirnya bisa kembali menyantap buku selain bahan skripsi…nyam…nyam! :D

Novel yang saya baca (lagi) sepanjang bulan Juli adalah “Balada Si Roy” (BSR). Dulu pertama kali membacanya (kalau tidak salah) kelas satu SMP. Waktu itu, saya pinjam BSR dari taman bacaan. Uang jajan yang terbatas dan rumah saya yang di kampung menyulitkan saya untuk beli buku. Saat itu kali kesekian berkenalan dengan karya Mas Gol A Gong. Sebelumnya (masih di taman bacaan yang sama), saya sempat membaca antologi cerpen Mas Gol A Gong dengan Biru Laut, kemudian dengan beberapa penulis FLP. 


Membaca BSR kali ini sedikit berbeda rasanya. Dalam genggaman saya ada bundel sepuluh buku best seller itu, yang membuat istimewa adalah pada halaman setelah cover, Mas Gol A Gong membubuhkan tanda tangan serta menulis : "Untuk Icha Planifolia, Hidup adalah menemukan cinta."


Tuntas delapan buku serial BSR ini saya baca :
1. Joe
2. Avonturir
3. Rendesvouz
4. Bad Days
5. Blue Ransel
6. Solidarnos
7. Telegram
8. Kapal
Membaca delapan serial BSR, setelah satu bulan penuh sibuk dengan buku-buku ilmiah, olala : rasanya menyenangkan sekali!

BSR adalah kisah si Roy, pemuda petualang yang menginspirasi. Mulai dari petualangan kecil di kampungnya hingga jelajah nusantara : mencerahkan! Buku ini jujur. Menunjukkan bahwa hidup memang ada hitam, putih, bahkan abu-abu. Menunjukkan bahwa hidup tak melulu ideal.

Kalau ingin menemukan tokoh utama dalam novel adalah seorang remaja ganteng, kaya, jago basket, digandrungi cewek, itu bertebaran di banyak buku. Atau tokoh lelaki yang begitu taat pada Tuhan, diuji dengan kesulitan kemudian pada akhirnya dianugerahi Tuhan kebaikan-kebaikan dalam hidup, pada beberapa novel itu bisa ditemui. Tapi, Si Roy adalah tokoh yang (sampai saat ini) belum saya temukan di buku mana pun : begitu mewakili keadaan, begitu apa adanya. Roy sosok remaja yang konon mempesona (ganteng dan bertubuh atletis), tapi tidak naik kelas. Sosok remaja yang begitu sayang dengan mamanya, tapi bandel. Sosok remaja yang berani, tapi kadang labil. Sosok remaja yang peka, tapi nge-drug. Begitulah hidup memang, tidak pernah sempurna. Tidak pernah ideal.

BSR itu virus! Jadi, saran saya pastikan dulu sudah diimunisasi sebelum membaca buku ini. :D Adrenalin akan berkerja cepat dan bau alam akan menarik-narik kita untuk menyandang ransel. Ditambah sebelum baca BSR, saya baca “Travel Writer” (karya Mas Gol A Gong juga) terlebih dahulu. Sebelum “Travel Writer” saya baca “Perjalanan Ke Atap Dunia”-nya Mas DM. Huh, lengkaplah sudah! Ingin segera meninggalkan kampus dan memandang ke luar dari jendela kereta. So, be careful! 

BSR itu melelakikan lelaki. Hanya untuk lelaki? No! Menjadikan perempuan lebih tegar dan berani! (Setidaknya menurut saya begitu). Segera buru bundel BSR! Semoga beruntung mendapatkannya. :)

Catatan kecil : Selain BSR, bulan Juli ini saya membaca aneka buku non-fiksi seputar kanker dan makanan. Totalnya entah berapa belas buku yang dibaca bulan ini. Bagaimana denganmu teman? Buku apa saja yang kau baca bulan Juli? :)


Kamar Sunyi, 2 Agustus 2012
~Icha Planifolia~

10 komentar:

  1. wahhh ini novel lama banget kan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, udah lama banget, tapi buat aku novel ini gak pernah basi... :)

      Hapus
  2. jadi ingat nostalgila jaman dulu nih... ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi...bernosltalgia ke masa muda ya? (Lah emang sekarang udah 'senior'... *eh) :D

      Hapus
  3. kayaknya saya pernah baca dech, tp ga tuntas dulu,,,
    mungkin lain kali bisa dapat lg bukunya dan saya tuntaskan,,, hehehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, sebaiknya dituntaskan. :)
      Bisa coba cari ke Rumah Dunia bundel bukunya dicetak ulang oleh GONG Publishing. :)

      Hapus
  4. kunjungan balik. salam kanal icha. masih muda ternyta xixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh selamat datang Mbak Windi :)

      Iya dong, saya baru 17 tahun lebih... :P

      Hapus