Judul Buku : Sunrise Serenade, Kisah tentang Semangat Hidup yang Tak
Kunjung Padam
Penulis :
Dian Syarief & Sundea
Penerbit :
Gagas Media
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 298 hal
Menderita penyakit lupus, bukan hal yang
mudah untuk diterima siapa pun. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun,
dimana sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk menyerang zat-zat asing
yang membahayakan (misal bakteri, virus, dll) justru menyerang tubuh sendiri.
Dampaknya tentu menjadi sangat kompleks, bergantung pada bagian tubuh yang
diserang oleh sistem pertahanan tubuh itu sendiri. Inilah memoar yang
menuturkan perjuangan odapus (orang dengan lupus) bernama Dian Syarief.
Penyakit lupus yang diderita Dian
Syarief awalnya menyerang darah, sehingga trombosit yang seharusnya berkisar
antara 150.000-200.000 hanya tersisa 15.000 saja. Tentu tidak selesai sampai di
sini, untuk terapi lupus, seorang Dian Syarief harus mengkonsumsi obat jenis
kortikosteroid hingga dua puluh tablet per hari. Akibatnya wajahnya menjadi
bulat, efek samping yang disebut moonface.
Selain itu, Dian Syarief masih harus mengalami efek samping lain yang lebih
parah, yaitu abses otak. Demi mengobati abses otak tersebut, operasi otak
sebanyak enam kali pun harus dijalaninya. Pasca operasi otak, penglihatannya
terganggu, hingga fungsi penglihatannya hanya tersisa 5% saja, jadilah ia
seorang odapus yang low vision,
nyaris totally blind (tunanetra).
Ditambah lagi pendarahan yang harus ia alami sekitar tiga tahun lamanya,
berakhir dengan pengangkatan rahim.
Siapa pun orang yang mengalami hal
tersebut mungkin akan disibukkan dengan usaha pengobatan dirinya atau bahkan
akan mengalami depresi. Namun, itu tidak berlaku bagi seorang Dian Syarief. Di
tengah kondisinya yang serba terbatas dan lemah, ia justru menggagas sebuah
yayasan yang berkonsentrasi pada odapus dan penderita low vision : Syamsi Dhuha Foundation.
Beragam upaya demi menolong sesama
dilakukannya, meski dengan kondisinya yang lemah. Bersama Syamsi Dhuha
Foundation, ia menemui Menteri Kesehatan RI demi mengusahakan obat-obatan murah
untuk para odapus. Setiap World Lupus Day, masih bersama Syamsi Dhuha
Foundation, ia melakukan peringatan dengan berbagai kegiatan demi sosialisasi
lupus kepada masyarakat, meski pada satu kesempatan World Lupus Day ia harus
melaksanakannya dengan berkursi roda. Hingga bertolak ke Shanghai masih dalam
aktivitas kepeduliannya terhadap penanganan Lupus. Hal yang terkesan sederhana,
namun disadari seorang Dian Syarief adalah hal yang penting adalah menjenguk
sesama odapus dan memberikan dukungan moral kepada mereka. Hal tersebut
dilakukannya meski harus ke luar kota sekali pun.
Syamsi Dhuha Foundation yang digagas
oleh Dian Syarief beserta suaminya, tidak hanya mengusahakan kesembuhan para
sahabat odapus dengan ikhtiar medis. Namun, SDF (Syamsi Dhuha Foundation) rutin
mengadakan Spiritual Healing, sebagai sarana menguatkan jiwa dengan
meningkatkan keyakinan Illahiyah.
Formatnya sharing dan discussion.
Kiprah Dian Syarief yang seorang odapus
terus bergulir. Memberikan banyak arti bagi sesama. Care for Lupus, your caring saves lives. Begitu terus
didengungkannya agar lebih banyak orang sudi membagi perhatiannya untuk sahabat
odapus.
Pada halaman-halaman tertentu, tak
jarang air mata terpaksa jatuh. Begitu trenyuh dengan ketabahan seorang Dian
Syarief. Begitu tersentuh dengan cinta sang suami yang luar biasa. Berdua,
mereka banyak berbuat untuk sesama.
Bravo
Sundea yang telah menuliskan seluruh kisah ini dengan ‘apik’! Sunrise serenade, inilah kisah tentang
semangat hidup yang tak pernah padam. Kesabaran dan kesyukuran menjalani hidup
yang diwujudkan dalam kepedulian kepada sesama. Buku ini sangat inspiratif dan
layak di baca siapa pun. Siapa pun yang ingin membuat hidupnya lebih bermakna. Happy
reading! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar