Sabtu, 15 September 2012

Sunrise Serenade


Judul Buku      : Sunrise Serenade, Kisah tentang Semangat Hidup yang Tak Kunjung Padam
Penulis             : Dian Syarief & Sundea
Penerbit           : Gagas Media
Tahun Terbit    : 2012
Tebal Buku      : 298 hal

Menderita penyakit lupus, bukan hal yang mudah untuk diterima siapa pun. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun, dimana sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk menyerang zat-zat asing yang membahayakan (misal bakteri, virus, dll) justru menyerang tubuh sendiri. Dampaknya tentu menjadi sangat kompleks, bergantung pada bagian tubuh yang diserang oleh sistem pertahanan tubuh itu sendiri. Inilah memoar yang menuturkan perjuangan odapus (orang dengan lupus) bernama Dian Syarief.


Penyakit lupus yang diderita Dian Syarief awalnya menyerang darah, sehingga trombosit yang seharusnya berkisar antara 150.000-200.000 hanya tersisa 15.000 saja. Tentu tidak selesai sampai di sini, untuk terapi lupus, seorang Dian Syarief harus mengkonsumsi obat jenis kortikosteroid hingga dua puluh tablet per hari. Akibatnya wajahnya menjadi bulat, efek samping yang disebut moonface. Selain itu, Dian Syarief masih harus mengalami efek samping lain yang lebih parah, yaitu abses otak. Demi mengobati abses otak tersebut, operasi otak sebanyak enam kali pun harus dijalaninya. Pasca operasi otak, penglihatannya terganggu, hingga fungsi penglihatannya hanya tersisa 5% saja, jadilah ia seorang odapus yang low vision, nyaris totally blind (tunanetra). Ditambah lagi pendarahan yang harus ia alami sekitar tiga tahun lamanya, berakhir dengan pengangkatan rahim.

Siapa pun orang yang mengalami hal tersebut mungkin akan disibukkan dengan usaha pengobatan dirinya atau bahkan akan mengalami depresi. Namun, itu tidak berlaku bagi seorang Dian Syarief. Di tengah kondisinya yang serba terbatas dan lemah, ia justru menggagas sebuah yayasan yang berkonsentrasi pada odapus dan penderita low vision : Syamsi Dhuha Foundation.

Beragam upaya demi menolong sesama dilakukannya, meski dengan kondisinya yang lemah. Bersama Syamsi Dhuha Foundation, ia menemui Menteri Kesehatan RI demi mengusahakan obat-obatan murah untuk para odapus. Setiap World Lupus Day, masih bersama Syamsi Dhuha Foundation, ia melakukan peringatan dengan berbagai kegiatan demi sosialisasi lupus kepada masyarakat, meski pada satu kesempatan World Lupus Day ia harus melaksanakannya dengan berkursi roda. Hingga bertolak ke Shanghai masih dalam aktivitas kepeduliannya terhadap penanganan Lupus. Hal yang terkesan sederhana, namun disadari seorang Dian Syarief adalah hal yang penting adalah menjenguk sesama odapus dan memberikan dukungan moral kepada mereka. Hal tersebut dilakukannya meski harus ke luar kota sekali pun.

Syamsi Dhuha Foundation yang digagas oleh Dian Syarief beserta suaminya, tidak hanya mengusahakan kesembuhan para sahabat odapus dengan ikhtiar medis. Namun, SDF (Syamsi Dhuha Foundation) rutin mengadakan Spiritual Healing, sebagai sarana menguatkan jiwa dengan meningkatkan keyakinan Illahiyah. Formatnya sharing dan discussion.

Kiprah Dian Syarief yang seorang odapus terus bergulir. Memberikan banyak arti bagi sesama. Care for Lupus, your caring saves lives. Begitu terus didengungkannya agar lebih banyak orang sudi membagi perhatiannya untuk sahabat odapus.

Pada halaman-halaman tertentu, tak jarang air mata terpaksa jatuh. Begitu trenyuh dengan ketabahan seorang Dian Syarief. Begitu tersentuh dengan cinta sang suami yang luar biasa. Berdua, mereka banyak berbuat untuk sesama.

Bravo Sundea yang telah menuliskan seluruh kisah ini dengan ‘apik’! Sunrise serenade, inilah kisah tentang semangat hidup yang tak pernah padam. Kesabaran dan kesyukuran menjalani hidup yang diwujudkan dalam kepedulian kepada sesama. Buku ini sangat inspiratif dan layak di baca siapa pun. Siapa pun yang ingin membuat hidupnya lebih bermakna. Happy reading! :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar