Jumat, 25 Mei 2012

Manisnya Oktober di Negeri Jiran #2


Suatu sore di Kualalumpur…

Lelah yang menjajah badan -setelah menempuh perjalanan sejak shubuh, mengantri untuk mengurus administrasi ini-itu di bandara, menempuh perjalanan udara, hingga tiba di KLIA, dan ternyata masih harus naik bus menuju apartment di jantung kota Kualalumpur- seolah pura-pura tak kami rasakan. Nyatanya, sore ini kami sudah memutuskan untuk sedikit menjelajahi sudut Kualalumpur.

Sebenarnya tak ada yang terlalu menarik jika dilihat dari destinasi : Sungai Wang Plaza. Sebuah mall yang terletak di jalan Bukit Bintang. Kukira mall ya sama saja seperti kebanyakan mall. Sudah cukup kenyang juga berkunjung ke mall di Paris Van Java. Namun, yang membuatku excited adalah perjalanan menuju Sungai Wang Plaza. Konon disini kita bisa memilih beberapa alternative transportasi : bus, taxi, namun yang menyita perhatianku adalah kereta api dan monorail.


Aku tertarik karena jalan disini sudah seperti rumah bertingkat saja. Lintasan kereta api terletak di bawah jalan untuk kendaraan bermotor lain, di atas jalan tersebut terdapat kereta layang atau monorail. Taxi, bus, dan kereta api, aku pernah coba menggunakannya. Maka, kali ini aku dan beberapa teman ingin mencoba monorail, Kawan.
Gambar diambil dari sini
Dari apartment kami di jalan P Ramlee, kami berjalan kaki menyusuri trotoar. Trotoar jalan disini memang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Tak kutemukan ada pedagang berjualan di trotoar. Sejauh ini pun aku belum menemukan gundukan sampah di kanan atau kiri jalan. Tujuan kami adalah stasiun monorail Bukit Nanas. Kami akan naik monorail dari Bukit Nanas menuju Bukit Bintang. Jika kawan-kawan akan berkunjung ke Kualalumpur dan ingin berhemat, aku sangat merekomendasikan menggunakan monorail. Tarifnya murah untuk menjelajahi kualalumpur. Kita akan dikenai biaya sekitar RM 1,6 hingga RM 2,1 tergantung tujuan. Atau sekitar Rp 4800 hingga Rp 6300 (saat itu RM 1 senilai dengan Rp 3000).

Monorail ini sebelumnya dikenal dengan Peoplemover Rapid Transit atau PRT. Pertama kali dibuka pada 31 Agustus 2003 dan memiliki 11 stasiun yang terbentang sepanjang 86 km dengan dua jembatan kereta paralel. Monorail ini memanfaatkan kereta dua gerbong permanen yang dapat menampung 158 penumpang pada operasi biasa.
Ini di stasiun Monorail
Nampaknya ini adalah alat transportasi yang cukup diminati, Kawan. Penuh sekali. Aku terpaksa berdiri untuk beberapa saat. Hingga di stasiun berikutnya barulah aku dapat tempat duduk. Di hadapanku, dua orang laki-laki paruh baya asyik berbincang sambil sesekali saling melempar canda. Disampingku, seorang gadis yang kuduga bukanlah penduduk asli Malaysia. Wajahnya yang khas, kiranya dia gadis keturunan Arab. Aku membagi senyum padanya. Dia membalas senyumku. Memungut senyum di tempat asing itu sensasinya luar biasa, Kawan.

Hi!”, aku coba menyapanya.
Hi! Are you Malaysian?”
No, I’m Indonesian. How about you?”
I’m from Turki.”
“O…”, aku tersenyum. “Do you have a holiday here?”
No, I’m studying here.”
Dan selanjutnya gadis Turki itu bercerita tentang program studi kebidanan yang diambilnya. Dan menyatakan dirinya menyukai Malaysia dan belum ingin pulang ke Turki. Hingga ada pernyataannya yang sedikit membuatku bingung :

Are you wearing veil?”
Yes, I’m…
“Hahaha. One of the reason I choose to stay in Kualalumpur is I don’t want to wear a vail. Ya, as you know, in my country a lot of woman has to wear a veil.”

Menghindari memakai jilbab sampai hijrah ke negeri orang? Aku sungguh tak habis fikir. Ternyata dua laki-laki paruh baya di hadapan kami mendengar obrolan kami. Mereka ikut menimpali. Menanyakan agama si gadis Turki. Sampai pembicaraan masuk ke ranah yang semakin membuat kepalaku keriting saat sang gadis bertanya padaku : Kau percaya Muhammad?

Tak bisa kulanjutkan diskusi yang entah akan bermuara dimana itu, tersebab monorail sudah sampai di Bukit Bintang. Itu berarti saatnya aku turun. “See you. I’m glad to meet you.”, sebuah senyum perpisahan kuberikan. Begitu juga si gadis Turki itu : balas tersenyum sembari melambaikan tangan.

Kubawa kenangan tentang gadis Turki yang tak sempat kutanya namanya itu, sambil terus melangkah menuju Sungai Wang Plaza. Teman-teman yang terus riuh berceloteh dan bercanda, perlahan menghapus aneka rasa yang tiba-tiba hinggap pasca perbincangan singkat dengan gadis Turki itu. Sampai aku tenggelam dan lupa.

Dan hari ini di sudut rumahku, ingatan tentang monorail dan gadis Turki itu kembali mencuat.

Hi! I don’t answer your question yet. Do you still remember that you asked : “Do you believe Muhammad?”. Yes, I do. More than believing…


Rumahku Surgaku, 25 Mei 2012
~Icha Planifolia~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar