Senin, 28 Mei 2012

Manisnya Oktober di Negeri Jiran #4


Saat menonton televisi, aku melihat ada wahana baru di Dunia Fantasi, Ancol. Hysteria. Aku ingin mencobanya, hanya belum berkesempatan untuk mencobanya. Dan siapa sangka saat di Kualalumpur justru menemukan wahana serupa, namun ini lebih ekstrem.

Welcome to Genting Highland!
Genting Highland. Jika mau dibandingkan –kira-kira- seperti Dunia Fantasi yang ada di Jakarta. Namun, jika Dunia Fantasi terletak di dekat pantai, ini justru di area pegunungan, Pegunungan Titiwangsa. Dapat di tempuh dengan kendaraan roda empat atau dengan menggunakan kereta gantung, Genting Skyway. Konon Genting Skyway ini merupakan yang tercepat di dunia dan terpanjang di Asia Tenggara. Sayang sekali aku tak mencobanya. Kami menempuh jalur darat menggunakan bus. Barangkali ada lain kali.


Kenapa pula tempat ini disebut-sebut sebagai Las Vegas-nya Malaysia? Ternyata inilah satu-satunya tempat perjudian legal di Malaysia. Disini ada kasino, Kawan. Namun, jika ingin masuk kasino kartu identitas kita diperiksa. Peraturannya adalah usia di atas 21 tahun dan bukan merupakan penduduk Malaysia yang beragama Islam. Tapi tentu saja aku kesini bukan untuk berjudi. Disini terdapat berbagai wahana permainan, baik indoor maupun outdoor

Aku mencoba beberapa permainan outdoor. Yang paling berkesan adalah wahana serupa Hysteria. Namun, ini sungguh membuat jantungku serasa tertinggal di awang-awang. Kita duduk dengan pengaman di bahu, kaki tentu saja terjuntai tanpa pijakan. Wahana ini akan naik perlahan-lahan hingga terdengar suara mirip bunyi lonceng. Hening beberapa saat. Saat naik, aku memejamkan mata. Ketika kurasakan wahana itu diam, aku membuka mata. Amboi, Kawan! Sejauh mata memandang hanya kabut, tak lagi terlihat daratan di bawah sana. Ternyata kami sedang diam pada ketinggian sekitar 100 meter, Kawan!

Sedang anteng memperhatikan sekitar, tiba-tiba wush! Wahana ini meluncur dengan kecepatan sangaaattt tingggi. Hingga tubuhku melayang -mohon maaf- bokongku tidak menempel pada jok yang disediakan. Sungguh-sungguh melayang, padahal aku tak memiliki ilmu meringankan tubuh. Amazing!

Sensasi begitu ingin ‘bergelayut’ manja pada ‘lengan’ Tuhan kembali kurasakan. Serupa ketegangan yang kualami saat pesawat akan take off. Atau bisa jadi lebih dari itu. Nyatanya aneka rupa Nama-Nama Tuhan kurapal. Ditengah ketegangan yang sangat, aneka mantra do’a pun kuderas. Merajuk, mohon diselamatkan. Saat wahana terhenti, keberanianku belum genap, khawatir kembali melesat ke atas lalu kembali meluncur ke bawah. Kubuka mata perlahan, ternyata telah berhenti sungguhan. Kubuang nafas lengkap dengan ketegangan yang kurasakan. Sungguh aku kuyup syukur mendapati diriku baik-baik saja. :)
Ini wahana yang kumaksud
Saat akan naik perahu nih, mengitari sebagian Genting Highland
Kapan lagi dicium Dinosaurus? :)
Di belakangku adalah Flying Coaster, sangat memacu adrenalin, kan?
Konon masih banyak wahana lain yang ekstrem disini, seperti flying coaster misalnya. Tapi aku tak mencobanya. Alasan pertama khawatir jantungan, alasan kedua karena harus bayar tiket lagi, hehe. Sepertinya alasan kedua lebih kuat. :)
 
Oh ya, Kawan, Kualalumpur cukup terkenal dengan industri coklatnya. Sebelum bermain-main di Genting Highland pun kami sempat singgah di salah satu toko coklat, Galery Chocolate. Saat hendak masuk toko ini tanganku ditempeli stiker bertuliskan Galery Chocolate. Unik.

Aku yang cukup menyukai coklat, merasa bahagia berada disini. Meski jujur saja rasa bahagia itu sempat diselipi sedikit gulana. Seseorang bercerita, sejumlah industri coklat di Kualalumpur mengimpor buah coklat dari Indonesia. Saat mendengar itu, aku memang belum sempat mencari tahu kebenarannya. Namun, aku tiba-tiba merasa gerah, melihat industri coklat yang begitu maju, sementara bahan baku itu berasal dari perkebunan di negeriku. Aku miris berhadapan dengan kenyataan itu.

Aku memilih beberapa coklat sebagai oleh-oleh. Sampai hari ini ada dua rasa yang membuatku terkesan. Pertama, milk chocolate berisi biji kopi di dalamnya, sensasi saat biji kopi tersebut tergigit dan lumer bersama milk chocolate itu sungguh aduhai, Kawan. Kedua, white chocolate dengan irisan-irisan kelapa di dalamnya, yummy! Sungguh lezat menikmati kelapa kering namun lembut ditemani dengan white chocolate yang lembut dan manis, alhasil lidahku sibuk membedakan antara manis, gurih, lembut, dan intinya lezat. Jika berkesempatan mengunjungi kualalumpur, cobalah kedua rasa coklat itu!

Dan cobalah wahana (aku lupa namanya) yang membuat badan melayang itu!


Rumahku Surgaku, 25 Mei 2012
~Icha Planifolia~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar