Penghujung
September 2010…
Gemuruh suara mesin menyambut, setelah sapaan ramah seorang
pramugari. Di kursiku, aku mengkerut. Telapak tanganku basah. Gugup. Keringat
dingin membasahi tubuhku. Ini pengalaman pertamaku menaiki burung besi, Kawan.
Aneka rupa pikiran singgah. Termasuk pertanyaan : bagaimana jika inilah kali
terakhir aku melihat matahari? Maka sesi take
off ini kuisi dengan merapal aneka
doa yang kuingat. Mulai dari doa duduk di kendaraan hingga tak putus-putus
memohon ampun. Ya ampun! kemana saja aku selama ini? Aku jadi malu pada Tuhan. MengingatNya
sangat dekat saat di situasi menegangkan begini, saat santai?
Sang pilot membawa pesawat ini lepas landas dalam kecepatan
yang aduhai. Membuatku sungguh mengkerut dibalik sabuk pengaman. Kecepatan yang
diperlukan saat lepas landas sangat bervariasi tergantung kepadatan udara,
berat pesawat terbang bruto, dan bentuk pesawat terbang. Namun, temperatur udara
dan tingginya bidang pun turut mempengaruhi.
Proses itu tidak berlangsung lama, ketika burung besi ini
bermesraan dengan awan-awan sudah tak terasa aneka hal menegangkan saat lepas
landas tadi. Tak percaya? Ini buktinya, Kawan :
Sayap burung besi dan awan... |
Aku sudah bisa relaks memotret awan. :)
Tidak terlalu lama berada di udara, akhirnya pesawat yang
kutumpangi mendarat di KLIA (Kuala Lumpur International Airport) yang terletak
di Sepang, Negara bagian Selangor. Ada beberapa hal yang harus kami selesaikan
disini. Ya…kami. Kali ini aku melancong bersama sekitar tiga puluh orang kawan
lainnya.
Ini bukan sebuah perjalanan backpacking, melainkan mengikuti agenda tour. Namun, melihat-lihat hal baru tentu tetap terasa menyenangkan. Meski kuakui suatu hari nanti aku ingin melakukan perjalanan khusus, sembari menulis tentu saja.
Bus yang menjemput kami di bandara membelah jalan tol. Aku
asyik memperhatikan kanan dan kiri jalan. Oh ya, aku suka design bus ini, luas dilengkapi penyangga kaki, kakiku yang cukup
panjang jadi leluasa. :)
Iseng memotret penunjuk jalan di tol, saat perjalanan KLIA-Jl. P Ramlee |
Bus terus membelah jalan, mengantar kami ke jantung kota
Kualalumpur. Disinilah selama lima hari kedepan kami akan tinggal : Crown
Regency Serviced Apartment. Tepatnya di jalan P Ramlee. Aku suka pengamanan
yang baik. Disini pengamanannya sangat baik, setiap orang memiliki akses
terbatas hanya menuju lantai tempat kamar yang di sewanya. Sebab saat naik lift, key card room kami hanya bisa
mengakses lantai dimana ruangan tersebut berada. Sangat privacy.
Ini memang apartment,
sehingga kami stay dalam satu room yang kurang lebih terdiri dari 6-7
orang. Room-ku di lantai 11 (kalau
tak salah ingat…hehe) atau 22 ya…entahlah. Terdiri dari tiga kamar tidur. Satu
kamar tidur dilengkapi double bed,
dan dua kamar tidur lainnya difasilitasi dua buah single bed.
Ini bed ku selama di Crown Regency..hehe.. |
Selama tinggal di sini aku suka berendam air garam di bathtub setelah selesai berkeliling kota.
Fasilitas kamar mandi yang sangat nyaman membuat aku yang notabene butuh waktu
lama untuk mandi, jadi semakin lama saja mandinya. Hehe…
Hal lain yang kusuka adalah memandangi kualalumpur di pagi
hari. Usai shubuh membuka tirai jendela dan memandang ke bawah, ke sebrang
jalan, memandang kemanapun sejauh mata ini sanggup memandang adalah aktivitas
menyenangkan bagiku. Aku disuguhi suasana kota yang masih “anggun”, belum hiruk
pikuk.
Terlebih letaknya yang dekat dengan Twin Tower, menghibur
mata. Dari kolam renang apartment ini Twin Tower jelas sekali terlihat. Menurut
teori sih dari tempat aku tinggal ini hanya butuh tiga menit ke Twin Tower,
tapi saat coba berjalan kesana rasanya lebih dari tiga menit (sebab sering
berhenti dijalan untuk mengambil foto..hehe). Saat malam Twin Tower itu
bermandi cahaya. Nice, Kawan!
Twin Tower dilihat dari kolam renang Crown Regency |
Kabarnya kami akan naik trem ke Sungai Wang, berkunjung ke
Pasar Seni, bermain di Genting Island dan singgah sejenak di Putra jaya…
[Bersambung]
Rumahku Surgaku, 24 Mei 2012
~Icha Planifolia~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar